Langsung ke konten utama

MOM SINGAPURA MELAKUKAN KUNJUNGAN / VISIT KE RUMAH-RUMAH, UNTUK MEMASTIKAN KONDISI KERJA PRT MIGRAN.


 

FOREIGN DOMESTIC WORKER / PRT MIGRAN AKAN MENDAPATKAN KUNJUNGAN DARI KEMENTRIAN TENAGA KERJA SINGAPURA.

Kementrian tenaga kerja Singapura ( MOM ) akan mengunjungi rumah-rumah di mana PRT migran tinggal dan bekerja, untuk melihat dan memastikan kondisi kerja mereka.

Petugas akan menargetkan kunjungan kepada 200 rumah setiap bulannya. 

MOM memulai progran kunjungan secara random mulai tgl 05/04/2021.

Seperti yang di ungkap oleh Mr : Tan Shu Xiang.

Yang di muat oleh CNA  pada tgl 20/04/2021.

Dalam kunjungan yang di lakukan, pihak MOM akan memastikan tentang kondisi kerja bagi PRT migran, untuk memastikan mereka berada dalam kondisi kerja yang layak.

MOM juga akan mengingatkan kepada Employer dan PRT tentang kondisi kerja yang aman, serta pihak -pihak yang bisa di hubungi ketika mereka membutuhkan bantuan.

Selain dari pada itu, MOM merencanakan untuk melakukan interview secara langsung ? face to face, untuk semua PRT baru atau fisrt timer, yang di targetkan di akhir tahun 2021, imbuhnya.

CDE menargetkan interview kepada 2,000 PRT migran dalam sebulan.

Interview tersebut sudah di lakukan sejak tahun 2017, dalam masa tiga hingga enam bulan sejak masa di mulainya dia bekerja.

Sejak masa pandemi, interview di lakukan melalui video call, dan CDE berencana untuk melakukan interview secara langsung / face to face, yang di mulai pada bulan mei.

Program ini akan membantu MOM untuk merespond secara langsung permasalahan yang di hadapi oleh PRT migran. Dan memberi kesempatan bagi mereka untuk menyampaikan secara langsung.

Sudah 100 kunjungan yang sudah di lakukan sejauh ini. Namun tidak ada isyu yang di temukan dalam kunjungan tersebut, tambah Mr tan.

Menjawab pertanyaan media tentang bagaimana kunjungan ke rmah -rumah akan di lakukan dan apakah employer atau majikan akan menegetahui atau mendampingi? Mr Tan mengatakan bahwa tujuan adalah untuk memastikan kondisi kerja yaang baik dan layak bagi PRT, sebagaimana hal yang mereka suarakan selama ini.

Dalam kunjungan tersebut, petugas akan memastikan kalau PRT mendapatkan ruang yang nyaman untuk bicara (tanpa ada tekanan ).

MOM tidak melarang employer untuk ikut mendengarkan pembicaraan dalam interview tersebut. Tapi yang kami inginkan adalah, employer tidak ''interfree'' atau ikut campur selama interview berlangsung.

Jika kami mendapati bahwa keberadaan employer mempengaruhi kebebasan PRT dalam menjalani interview. kami bisa meminta employer untuk meninggalkan kami, atau kami meminta PRT untuk melakukan interview di luar rumah.

Employer akan kami beri notice akan kunjungan kami seminggu sebelumnya, sejauh ini tidak ada isyu mengenai kunjungan yang sudah kami lakukan.

Sekali kita berikan penjelasan maksud dan tujuan dari kunjungan kami, mereka menyambut baik dan mempersilahkan kami untuk datang ke rumah mereka.

Untuk mereka yang memiliki masalah, akhirnya mereka mengerti dan mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan masalahnya.

Employer yang menolak untuk menerima kunjungan kami, akan di minta untuk datang ke MOM dan membawa PRT nya untuk di interview.

Pena Novia Note :

Program ini merupakan sebuah perubahan sedikit demi sedikit yang di rasakan oleh PRT migran, yang selama ini merasakan kesulitan dalam menyampaikan aduan, karena tidak semua masalah akan di anggap sebuah kasus, dan mereka tidak yakin apakah masalahnya akan bendapatkan jaan terbaik kalau di laporkan, atau justru berakibat pemutusan ubungan kerja sepihak.

Pena Novia- di mana PMI bersuara

PRT adalah pekerja

PMI wajib di lindungi

PMI bukan untuk di exploitasi







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...