Langsung ke konten utama

HAK LIBUR WAJIB DI BERIKAN KEPADA PRT YANG TIDAK BISA DI GANTI DENGAN UANG KOMPENSASI


 HAK LIBUR WAJIB SEBULAN SEKALI AKAN DI BERIKAN KEPADA DOMESTIC WORKER (DW ) / PRT DI SINGAPURA

Strait times -22/07/22

MOM - Kementrian tenaga kerja Singapura memberikan pernyataan resmi tentang kebijakan hari libur bagi DW / PRT yang merupakan sebuah ''Compulsory'' atau wajib di berikan sekali dalam sebulan. Yang tidak boleh di ganti dengan uang kompensasi atau tidak termasuk dalam option atau pilihan yang selama ini berlaku.

MOM mengatakan bahwa regulasi atau kebijakan baru tersebut untuk memberikan perlindungan dan suport yang lebih baik lagi kepada DW/PRT di Singapura. Pernyataan itu di sampaikan pada 22 july 2022.

Untuk DW/PRT baru juga akan di lakukan interview sebanyak dua kalai dalam masa setahun bekerja, yang akan di jalankan oleh Central of Domestic Employee (CDE), termasuk menjalani check yang di lakukan oleh employment agency.

Hal ini di lakukan untuk memastikan kondisi dan hubungan antara Employer dan DW/PRT beradptasi dengan baik. Kebijakan ini akan berjalan dalam akhir tahun depan-2022

Untuk memfasilitasi interview, MOM akan menyediakan tiga center area dalam kerjasamanya dengan CDE. Dengan center area pertama di targetkan akan di buka pada kuartal ketiga tahun ini-2021

BODY MASS INDEX AKAN DI LAKUKAN DALAM MEDICAL CHECK UP SETIAP ENAM BULAN

Mentri tenega kerja Gan Siaw Huang mengatakan, kewajiban medical check up setiap enam bulan juga akan di tingkatkan untuk memeriksa tanda tanda kekerasan.

Dokter harus memeriksa Body Mass Index atau Index Massa Tubuh, dan memeriksa bila ada tanda tanda kekerasan, atau cedera yang tidak bisa di jelaskan dan mengirimkan laporannya kepada MOM, untuk di follow up jika di perlukan.

Perubahan ini akan di implementasikan atau di jalankan Pada akhir tahun depan (2022).

Ms Gan menambahkan : 

Domestic Worker mensuport banyak keluarga di Singapura, dengan membantu pekerjaan rumah dan tugas tugas penjagaan ( caegiving duty ). Kita semua bisa engambil peran dalam membangun sebuah Culture & Respect, serta menjaga DW/PRT lebih baik lagi.

Pada 5 april, MOM memulai melakukan House Visit/ Kunjungan dari rumah ke rumah untuk memeriksa kondisi kerja bagi DW/PRT. MOM menargetkan untuk mengunjungi 200 rumah dalam sebulan.


Pena Novia note :

Regulasi tau kebijakan baru ini merupakan sebuah perubahan yang cukup melegakan bagi DW/PRT, karena meskipun sejak tahun 2013 sudah ada kebijakan/mandatory  hak libur sekali dalam seminggu, tetapi kebijaka itu masih banyak memberikan celah akan terjadinya exploitasi. 

Hal tersebut di karenakan, dalam kebijakan hak libur masih merupakan Option atau pilihan, yang mana jika DW harus bekerja di hari liburnya, maka Employer wajib menggantinya dengan uang yang sama dengan gaji satu haru kerja. Dan hal itu di manfaatkan oleh Employer yang tidak mau memberikan libur dari awal, serta pihak agency yang kadang tidak memberikan ruang bagi DW/PRT untuk bernegosiasi tentang haknya. Sehingga masih banyak sekali DW/PRT yang terjebak oleh keadaan, menandatangani kontrak tanpa libur dan di larang memiliki HP.

 Mereka terjebak karena banyak faktor, kurangnya pemahaman tentang haknya, kebutuhan akan pekerjaan yang mendesak, juga karena tidak punya pilihan, karena hal tersebut di beritahukan ketika mereka sudah berada di Singapura. Bahkan tidak sesuai dengan kesepakatan dalam interview awal, yang di lakukan saat DW tersebut masih berada di Indonesia /negara asal.

Dengan di keluarkannya kebijakan baru ini, semoga DW semakin mudah mendapatkan akses bantuan ketika mendapatkan masalah di tempat kerja. 


Pena Novia- di mana PMI bersuara

PRT adalah pekerja

PMI wajib di lindungi

PMI bukan untuk di exploitasi







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...