Langsung ke konten utama

INTERNATIONAL WOMENS DAY, BAGAIMANA KONDISI PRT MIGRAN DI SINGAPURA?

 


SETAHUN TELAH BERLALU MELAWAN VIRUS CORONA.

PRT MIGRAN MASIH BERADA DALAM KONDISI YANG RENTAN.


Setahun telah berlalu, kasus pertama virus corona di comfirmasi pada tgl 23 january 2020.

Kasus ini memang pada awalnya merupakan imported case atau virus yang di bawa dari luar Singapura.

Pada saat itu, pemerintah Singapura sudah melakukan langkah-langkah prefentive melalui informasi dan himbauan-himbauan yang masive.

Termasuk pembatasan ijin untuk keluar masuk Singapura dari beberapa negara yang terjangkit.

Namun anjuran untuk menggunakan masker hanya untuk mereka yang sakit, atau mengalami gejala- gejala kurag sehat.

Hingga penularan di masyarakat mulai berkembang di bulan february 2020. Di mana kementrian kesehatan Singapura menaikan level menjadi DORSCONE orange.

( Deases Outbreak Respond System Conditions ) yang hanya berada satu level menuju warna merah, yang artinya kondisi sudah mendekati level darurat.

Pembatasan aktivitas sudah mulai di perketat. Acara-acara yang melibatkan banyak orang sudah mulai di kurangi dan harus melalui protokol kesehatan yang di kontrol dengan ketat juga.

Termasuk acara atau kegiatan yang biasa di lakukan oleh PRT migran di hari minggu, yang merupakan hari libur bagi sebagaian besar dari mereka.

Teman-teman PRT yang biasanya mengikuti kelas atau kursus, sudah mulai merasakan perubahan itu. Karena mereka hanya menghabiskan waktu liburnya seharian dengan duduk-duduk di taman atau lapangan. Sekedar melepaskan lelah dan stress yang mereka alami di tempat kerja.

Akan tetapi di hari minggu berikutnya petugas sudah mulai beroperasai berkeliling untuk mengontrol kerumunan. Mereka di bubarkan, yang mau tidak mau harus pulang lebih awal dari biasanya. Dan banyak yang harus kembali melakukan pekerjaan rumah lagi begitu sampai rumah.

Hal ini sudah bukan menjadi rahasia lagi, karena tidak semua employer benar-benar memberikan libur penuh di hari libur yang seharusnya memang tidak di wajibkan untuk melakukan pekerjaan rumah.

Puncak kepanikan terjadi pada 7 april 2020 Ketika circuit breaker mulai di terapkan. Sejak di berlakukannya WFH bagi banyak pekerja profesional.

PRT sudah mengalami penambahan beban kerja yang lebih dari biasanya. Karena banyak dari employer mereka yang biasanya pergi ke kantor jadi bekerja dari rumah. Tentu saja pekerjaan yang harus di lakukan menjadi bertambah.

Pada kondisi seperti itu, hanya hari libur-lah yang mereka tunggu-tunggu. Hari di mana mereka bisa melepaskan lelah dan jenuh dari rutinitas yang mengharuskan mereka bekerja dari pagi hingga malam, bahkan kadang tanpa istirahat.

Ketika circuit breaker di terapkan, semua aktivitas di luar rumah di larang, kecuali mereka yang bekerja di sektor-sektor essential / penting.

Terjadi kepanikan yang luar biasa di antara teman-teman PRT, yang mengalami syok dengan apa yang terjadi. Tekanan demi tekanan yang di alami mereka terpampang dengan jelas.

Mulai dari bertambahnya beban kerja, tidak bisa libur dan harus bekerja tanpa di beri uang kompensasai atau bayaran tambahan. Bahkan ada yang di potong gajinya dengn alasan bahwa employer juga terdampak ekonominya.

Mereka tidak punya banyak pilihan pada saat itu, yang memaksa mereka untuk memilih bertahan.

Peraturan dan kebijakan pun di turunkan, dan terus berubah-rubah karena menyesuaikan keadaan atau kondisi di negara Singapura sendiri, juga negara -negara pengirim seperti Indonesia.

Di tambah dengan penghentian sementara pengiriman PMI ke luar negeri, dari pemerintah Indonesia.

Tahun 2020 pun sudah berlalu. Pemerintah Singapura mampu menekan kasus penularan covid-19 dengan baik. Namun begitu, karena beberapa negara kasusnya masih tinggi, salah satunya Indonesia.

Sehingga jalur keluar masuk atau penerimaan PRT migran pun masih sangat terbatas.

Hal tersebut berimbas pada keberadaan  pekerja ataupun calon pekerja menjadi  terbatas.

Bisa di bilang PRT migran yang posisinya berada di Singapura di pertahankan dan hanya berputar-putar dalam sebuah lingkaran yang sulit untuk keluar.


DI TAHUN 2021, APAKAH KONDISI PRT SUDAH MEMBAIK?

Kami melihat usaha dan kerja keras pemerintah dalam upaya perbaikan perlindungan bagi Pekerja migran, termasuk PRT.

Di Singapura sendiri, MOM pun mengeluarkan kebijkan-kebijakan baru. Selain seleksi yang sangat ketat bagai calon employer yang mau mempekerjakan PRT migran.

Juga di berikannya syarat-syarat tambahan seperti fasilitas karantina dan test swab bagi PRT migran yang masuk ke Singapura, dan juga pembelian asuransi tambahan yang khusus mengcover beaya perawatan dan pengobatan bila PRT tersebut terkena covid-19 setelah mereka masuk ke Singapura hingga dalam jangka waktu 14 hari.

Tentu kami faham kalau kebijakan tersebut di maksudkan untuk melindungi pekerja dan juga employer. Karena keberadaan PRT migran juga sangat di butuhkan.

Akan tetapi, di balik kebijakan yang bagus sekalipun, pasti ada hal-hal yang tidak menguntungkan bagi sebagian orang.

Termasuk dalam hal ini adalah, karena seleksi bagi calon employer pun sangat ketat. Di tambah lagi mereka harus mengeluarkan beaya tambahan yang tidak sedikit. Sehingga bila terjadi konflik, atau ada ketidak cocokan di tempat kerja. PRT akan sangat kesulitan untuk bisamencari employer baru. Karena employer pun tidak mudah memberikan release letter, karena mereka sadar, untuk mendapatkan pengganti atau PRT yang baru juga sangat tidak mudah.

Bahkan mereka yang sudah menyelesaikan kontrak dua tahun-pun. Untuk minta pulang saja kesulitan karena employer cenderung menahan mereka untuk memperpanjang kontrak, atau tinggal beberapa bulan lagi sambil menunggu employer dapat pengganti.

lagi-lagi, PRT tidak punya pilihan kecuali terpaksa bertahan meskipun dengan batas waktu yang tidak di jelaskan.


PRT ADALAH PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG HEBAT.


Di balik semua yang harus di alami oleh temen-teman PRT migran. Dan bagaimana mereka 'strugle' untuk bisa bertahan, meskipun dengan kondisi yang sangat berat. Kita bisa melihat kekuatan yang mereka miliki. 

Kekuatan seorang ibu yang harus berjuang demi anak-anaknya

Kekuatan seorang anak yang harus banting tulang untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.

Kekuatan seorang pekerja yang memang harus siap dengan mental bajanya.

Dan di antara semua kekuatan-kekuatan tersebut ada sebuah kekuatan lain.

Yaitu kekuatan seorang perempuan. karena PRT migran adalah pekerja perempuan.


#Selamat hari perempuan international

#Happy international womens day 

#Untukmu wahai perempuan-perempuan hebat.


#Novia

Singapore 08/03/2021













  





 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...