Langsung ke konten utama

AKU DIPULANGKAN DAN DI BLACKLIST


TERJEBAK LOAN SHARK / RENTENIR DI SINGAPURA.


Kak aku di blacklist dan tidak bisa ke Singapura lagi.

Padahal aku masih ingin bekerja kak.

Begitulah kalimat yang terucap dari seoarang PMI. Meskipun kalimat itu di sampaikan melalui chat, tapi bisa kita rasakan ada rasa kecewa, sedih namun pasrah yang tergambar di sana.

Ya, dia adalah seorang PRT migran yang harus pulang ke indonesia baru -baru ini, dan ingin berbagi cerita tentang pengalaman pahit yang di alaminya.

Perkenalkan Namaku Ruby, aku adalah seorang ibu PMI asal Jawa Tengah, tepatnya dari sebuah desa di kabupaten Brebes. Aku seorang ibu tunggal dengan tiga anak, yang menjadi PMI dan bekerja di Singapura.

Aku ingin menjadikan pengalaman buruk ini sebagai pelajaran dan juga pengingat untuk kawak-kawan yang lain. Agar kita lebih berhati-hati dan mencari tahu apa tentang hal hal yang membahayakan diri kita sebagai PMI.

Aku bekerja menjaga lansia (Ahgong). Selama tiga tahun bekerja, aku menjalani pekerjaanku sebaik mungkin. Meskipun tidak mudah, akan tetapi aku menganggap tidak ada masalah serius dalam dalam pekerjaanku, juga dengan majikanku.

Aku di pulangkan ke Indonesia setelah bekerja selama tiga tahun. Aku di pulangkan begitu saja tanpa penjelasan atau melalui pembicaraan terlebih dahulu. Aku tidak bisa menolak ataupun melawan, karena aku sadar kalau aku sudah melakukan kesalahan. Lebih tepatnya aku terjebak ke dalam kondisi tersebut.

Awalnya aku berpikir, tidak apa-apa aku harus pulang meskipun tidak ada persiapan. Namun aku berencana akan kembali ke Singapura untuk bekerja lagi. Itulah yang ada dalam pikiranku saat itu.

Lalu aku sharing / bercerita kepada seorang PMI yang aku kenal (penanovia.id), karena aku ingin mendapatkan saran dan masukan dengan kodisi yang aku alami. Agar aku bisa mengurangi kepanikan yang aku rasakan, dan ingin tahu apakah majikanku termasuk melakukan pelanggaran karena memulangkan aku secara tiba-tiba?

Saat itu, aku menceritakan kalau aku terjebak loan shark / rentenir. Dan fatalnya, orang dari rentenir tersebut menghubungi keluarga majikanku. Aku sendiri tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa tahu. Dan bagaimana bisa aku masuk ke dalam perangkap mereka.

Semua berawal ketika aku libur di hari minggu, dan seperti biasa aku bertemu dengan kawan-kawan sesama PMI, untuk sekedar melepas lelah dan stress. Ketika aku harus pergi ke kamar kecil, aku tinggalkan HP ku di tempat kami duduk tanpa ada pikiran buruk sedikitpun.

Tanpa aku ketahui, rupanya ada yang membuka HP ku yang memang tidak terkunci. Juga ada kartu ezlink dan juga Work Permit yang aku selipkan di dalam casing HP ku dan mengetahui chat ku dengan Ahma.

Memang pagi iu aku chat dengan Ahma untuk meminjam uang agar aku bisa kirimkan ke Indonesia sekalian saat libur. Karena memang aku hanya mendapatkan libur sekali dallam satu bulan, sedangkan tanggal gajianku sebentar lagi. Kalau aku enunggu gajian, untuk mengirimnya aku harus menunggu hari libur selanjutnya, yang mash sebulan lagi.

Aku agak terkejut karena tiba-tiba kawanku bertanya, kamu butuh uang berapa?

Aku ada uang dan bisa kamu pinjam bila kamu butuh, sambungnya. Selanjutnya chat berlanjut setelah aku pulang kembali ke rumah setelah libur. Karena memang posisiku juga sedang membutuhkan. Dengan positif thinking aku menerima tawarannya, yang aku kira sekedar meminjamkan sebagai kawan dan akan aku bayar setelah aku menerima gaji bulan in juga.

Kawanku meminta nomer HP majikanku dengan alasan ini itu, dan na'ifnya lagi aku percaya begitu saja tanpa berpikiran buruk. Karena aku tidak memiliki akun bank di Singapura, juga tidak memiliki aplikasi apapun yang bisa melakukan transaksi.

Kawanku itu juga meminta aku untuk mengirimkan photo Work Permit, karean ketidak tahuanku tentang resikonya, akupun mengirimkan itu.

Akhirnya uang pinjaman langsung aku minta di kirimkan langsung ke rekening keluarga di kampung sebesar $200 ( dua ratus dollar Singapura ). Lalu di jelaskan kalau aku harus membayar dalam lima hari ke aplikasi penerima yang bisa aku kirimkan melalui 7eleven, dengan jumlah menjadi $320. Kalau aku tidak bisa membayar semuanya cukup membayar bunganya dulu yaitu $120, katanya lagi.

Aku kaget setelah di beri tahu, karena itu sangat memberatkan bagiku. Akupun tidak mengira kalau tawaran pinjaman yang dia maksud adalah pinjaman uang berbunga.

Nasi sudah menjadi bubur, karena uangpun sudah di kirimkan ke keluargaku, akupun tidak bisa membatalkannya lagi dan ingin segera membayarnya setelah aku mendapatkan gajiku nanti. Tetapi kondisiku yang tidak bebas untuk keluar rumah setiap saat, sehingga aku tidak bisa ke 7eleven di hari yang sudah di tetapkan. Aku akan bayar besok saja atau hari ke enam, pikirku.

Aku kira hal itu tidak akan menjadi masalah, karena memang aku tidak bisa keluar, bukan tidak mau membayar.

Tapi hal yang mengejutkan terjadi, seorang laki-laki yang katanya adalah bos dari kawanku tersebut menghubungi ahma dan mengaku sebagai agency. Dia juga mulai melakukan teror dengan menakut-nakuti aku kalau dia sudah tahu alamat rumah majikanku. SMS ancaman datang berkali-kali bahkan melalui tlp langsung.

Pagi hari, tiba-tiba Ahma memarahiku. Aku langsung tidak bisa berpikir lagi, aku sadar kalau ahma sudah di hubungi rentenir itu. Aku tahu aku salah dan aku memilih untuk diam tanpa mau menjawab atau membela diri.

Karena pikirankau yang sedang kacau dan panik, aku meminta tolong kepada kawanku ntuk membayarkan dulu. Kawanku mengirimkan sejumlah $150 dan aku tinggal membayar sisanya, karena aku hanya ingin segera melunasinya agar segera terlepas dari teror. Aku membayar dengan jumlah total $400.

Tapi aku salah, masalah tidak terhenti di situ karena rentenir itu bilang kalau hutangku belum lunas. Hutangku, termasuk dengan bunganya hingga hari iu mencapai $950. Dan benar saja dia menghubungi majikanku melalui tlp. Majikanku mengatakan kalau aku ijin keluar untuk mengirim uang.

Hal itu aku ketahui setelah aku kembali, Ahma memarahiku karena merasa di teror oleh rentenir itu. AKu hanya bisa diam dan memInta maaf, tanpa punya keberanian untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya kalau aku terjebak. Aku benar-benar terjebak. Kemudian, rentenir tersebut memberitahu aku kalau Ahma atau majikanku sudah melunasi kekurangan hutangku.

Ke'esokan harinya tepatnya di hari jum'at, anak dari majikanku datang. Dia bilang kalau banyak orang yang mencari aku, banyak to masuk dengan nomer berbeda menagih hutangku. Setiap orang menagih dengan jumlah yang berbeda. Dan ketika di tanya tanggal berapa aku melakukan pinjaman?

Tgl 6 katanya, sedangkan aku tidak pergi ke manapun dan tidak merasa melakukan pinjaman ke siapapun di tanggal itu. Selain hanya pinjaman yang di tawarkan oleh kawanku itu, itupun sebelumnya.

Aku meghubungi kawanku itu dan menanyakan kenapa bisa seperti ini? kenapa banyak orang menghubungi aku dan menagih sedangkan aku tidak tahu apa-apa kecuali meminjam uang ke kamu?

Dia menjawab dengan berbelit-belit yang membuatku ingin marah meskipun harus ku tahan.

Teror tidak berhenti di situ saja, majikanku mulai di teror dengan cara di kirimi makanan berkali-kali dengan sistem COD tertera pesanan atas namaku.

Mulai hari itu, HP ku di sita oleh majikanku dengan alasan mau di bawa ke kantor polisi untuk membuat laporan, karena majikan sudah merasa terganggu. Bahkan aku mulai di kurung dan tidak di ijinkan untuk keluar rumah.

Hingga tiba-tiba aku disuruh oacking barang-barangku, dan aku dipulangkan ke Indonesia tanpa persiapan.


NB:

Semoga kisahku ini bisa menjadi pelajaran berharga, buat aku sendiri maupun buat teman teman PMI semuanya. Jangan pernah tergiur dengan tawaran pinjaman dari jaringan loanshark/rentenir. Karena jaringan mereka menggunakan sesama PMI untuk mencari korbannya.

Dan regulasi di Singapore sanat jelas bagi pekerja migran, apabila berurusan dengan loanshark merupakan perbuatan yang fatal dan kita akan dipulangkan dan di black list.


Salam








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...