Langsung ke konten utama

CATATAN AKHIR TAHUNKU

 


CATATAN AKHIR TAHUNKU 

BY : Novia Arluma


Tak terasa kita sudah sampai di penghujung tahun

Tiga ratus enam puluh lima hari 

Telah-pun kita lalui

Ku buka lagi, lembaran - lembaran itu

Dalam catatan perjalananku.


Ada banyak cerita di sana

Ada banyak warna yang berbeda - beda

Yang ku rangkum 

Dalam catatan akhir tahunku.


Ada siang yang sangat cerah

Di mana matahari bersinar sempurna

Ada juga mendung yang menggantung

Bahkan hujan badai, di iringi petir yang bersahutan.


Ada malam dengan sinar rembulan

Namun ada juga sa'at malam terasa begitu sunyi

Bahkan angin-pun se'olah tak ingin hembusnya terdengar

Ada juga sa'at

Di mana malam terlihat sangat cantik

Bertabur bintang yang gemerlap


Begitupun denganku

Ada banyak sekali cerita yang ku torehkan 

Dalam perjalanan yang ku lewati  di sana


Pada masanya...

Di mana aku harus terus berjalan

Dan memandang lurus ke depan

Demi membawa dan menjaga pesan 

Yang harus ku sampaikan.


Aku berjalan, bahkan berlari

Seolah di kejar waktu setiap hari

Hingga aku tak mampu lagi membedakan 

Antara hari ini dan hari -hari yang lain.

Aku hampir melupakan diriku sendiri

Aku tak pernah punya waktu untuk diriku sendiri

Semua itu demi apa?

Hanya aku dan TUHAN- lah yang tahu.


Yang aku tahu hanyalah 

Aku harus  terus berjalan 

Bahkan aku tak sempat merasakan sakit

Meskipun kakiku berdarah - darah

Aku hanya terus berjalan dan berjalan

Dan memandang lurus ke depan.


Rasa sakit

Rasa lelah 

Tak pernah aku hiraukan

Bahkan ketika kata-kata yang kejam datang dan menghujam

Aku se'olah menolak untuk menghiraukan.


Hingga tiba saatnya

TUHAN mengingatkanku

Ketika apa yang aku lakukan selama ini 

Di pertanyakan.


Seolah Dia berkata.

Novia...

Bangun dan sadarlah.

Lihatlah dirimu.

Ketika darah mengalir dari Lukamu.

Siapa yang perduli?

Kalau bukan kamu sendiri.

Berhentilah sejenak.

Dan belajarlah mencintai dirimu sendiri 


Aku tersentak...

Aku terhenyak...

Nafasku se'olah tersumbat di kerongkongan.


Aku kecewa ...

Aku marah...

Aku terluka...


Lalu aku memilih untuk berhenti sejenak

menepi..

Dan bercengkerama dengan jiwaku

Untuk menemukan jati diriku kembali.


Perlahan...

Aku mampu menerima

Aku berusaha berdamai dengan rasa sakit itu

Hingga aku mencoba unutk berdiri kembali

Di atas kakiku yang berdarah ini

Dengan sisa sisa kekuatan hati yang hampir berserakan


Dan kini...

Aku sudah mampu tersenyum kembali

Untuk menyambut esok hari 

Menyongsong tahun baru 

Yang akan segara kita temui


Biarlah ini menjadi pengingat

Sebagai cerita dalam sebuah perjalanan

Yang ku rangkum di dalam

*Catatan akhir tahunku*


Singapore 31/12/2020

Novia Arrluma

Pena Novia







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

AKU DIPULANGKAN DAN DI BLACKLIST

TERJEBAK LOAN SHARK / RENTENIR DI SINGAPURA. Kak aku di blacklist dan tidak bisa ke Singapura lagi. Padahal aku masih ingin bekerja kak. Begitulah kalimat yang terucap dari seoarang PMI. Meskipun kalimat itu di sampaikan melalui chat, tapi bisa kita rasakan ada rasa kecewa, sedih namun pasrah yang tergambar di sana. Ya, dia adalah seorang PRT migran yang harus pulang ke indonesia baru -baru ini, dan ingin berbagi cerita tentang pengalaman pahit yang di alaminya. Perkenalkan Namaku Ruby, aku adalah seorang ibu PMI asal Jawa Tengah, tepatnya dari sebuah desa di kabupaten Brebes.  Aku seorang ibu tunggal dengan tiga anak, yang menjadi PMI dan bekerja di Singapura. Aku ingin menjadikan pengalaman buruk ini sebagai pelajaran dan juga pengingat untuk kawak-kawan yang lain. Agar kita lebih berhati-hati dan mencari tahu apa tentang hal hal yang membahayakan diri kita sebagai PMI. Aku bekerja menjaga lansia ( Ahgong ). S elama tiga tahun bekerja, aku menjalani pekerjaanku sebaik mungkin. Me...