Langsung ke konten utama

DI BALIK SENYUMKU, KUSIMPAN SEJUTA PERTANYAAN (Part 3)

DI BALIK SENYUM SEORANG PMI (Part 3)

Cerita sebelumnya : https://penanoviasg.blogspot.com/2020/09/di-balik-senyumku-ku-simpan-sejuta_25.html?m=1

Aku akan terus mengingat pesan terakhir dari Abah yang di ucapkannya saat itu.

Pada saat itulah yang menjadi titik balik bagi kehidupanku, di mana aku sudah harus berpikir untuk menghadapi hidup yang sesungguhnya.

Setelah kepergian Abah, aku hanya berfikir untuk bekerja, aku berusaha mencari kerja yang full time, apapun itu. kaalau selama ini aku bekerja sebagai guru honorer dengan gaji yang sangat kecil, selain aku mempraktekkan ilmu yang aku dapatkan, juga ada misi pengabdian di sana. 

Tapi apa dayaku saat itu? aku harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan, itu intinya. Akhirnya aku mencoba melamar untuk menjadi karyawan di sebuah perusahaan meuble yang cukup lumayan besar di kotaku, tapi hanya bertahan selama tiga minggu saja.

Karena pakde, yang memiliki warung makan di luar Jawa menawari aku untuk ikut dia saja, agar aku bisa juga membantu di warung makan miliknya.

Aku dijanjikan untuk membantu bude dan di tempatkan di bagian kasir di sana, karena sudah ada karyawan lain yang di bagian masak dan melayani pelanggan.

Akan tetapi setelah aku sampai di sana, kenyataannya tidak seperti apa yang dijanjikan, aku bekerja di bagian dapur dan memanage kebutuhan rumah makan tersebut, aku mengawali hari-hariku dari subuh, mengurus keperluan belanja, memasak dan menyajikan hidangan ke meja pelanggan, bergantian dengan karyawan yang lainnya secara serabutan. 

Pelanggan di warung pakdeku termasuk orang-orang yang lumayan penting di daerah tersebut, mereka sering memberikan tips kepada kami (karyawan) lalu kami kumpulkan uang tips tersebut dan kita bagi rata sebulan sekali tanpa sepengetahuan budeku.

Dari pembagian uang tips yang kita kumpulkan itu, akhirnya aku gunakan untuk membeli HP baru, tapi malang, aku dituduh mencuri uang sama budeku, namun pakde berusaha melindungi aku dengan mengatakan kalau pakde yang kasih aku uang.

Aku bekerja di tempat pakdeku selama satu tahun, hingga akhirnya aku dapat kabar akan ada ujian, lalu aku memutuskan untuk pulang ke Jawa.

Akan tetapi, setelah aku pulang dan ingin mengikuti ujian, aku tidak mendapatkan suport dari orang-orang terdekatku, dengan dalih mengingatkan aku bahwa, yang terpenting saat ini ya bekerja bukan sekolah, karena aku harus menghidupi diriku sendiri dan juga Umi.

Sekali lagi aku gagal ikut ujian karena aku harus memilih bekerja, lalu aku bekerja di sebuah pasar swalayan selama lima bulan, setelah itu aku berhenti dan bekerja di sebuah restaurant selama tujuh bulan. Sebelum akhirnya ada temanku yang menawarkan pekerjaan sebagai baby sitter, maka bekerjalah aku di sebuah keluarga seorang kepala polisi sebagai baby sitter selama setahun, mereka keluarga yang baik, dan memperlakukan saya dengan cukup baik.

Lalu, ada satu masa aku ketemu dengan teman SMA-ku, bersama teman- teman yang lain kita kadang bertemu rame- rame. Di antara teman-temanku itu ada seorang teman cowok yang bernama (P), dia pernah mengungkapkan perasaannya sama aku, yang dia sayang sama aku, tapi aku tidak menggubrisnya waktu itu, karena selama ini kita hanya berteman, aku pun merasa nyaman saja berteman sama dia, sama juga dengan yang lainnya.

Pada satu hari, aku dan teman-temanku buat acara naik gunung bareng, tidak ada yang aneh selama perjalanan karena kita juga perginya rame-rame. Akan tetapi, ketika kami berada di puncak, (P) melamar aku dan menyatakan ingin menjalin hubungan yang serius dengan aku, aku tidak menerima lamarannya dan ku anggap iseng saja saat itu, hingga kami pun turun dan pulang ke rumah masing-masing.

Sesampai di rumah, aku membersihkan diri dan beristirahat karena terlalu lelah, tidak lama kemudian, (P) menelponku dan mengatakan bahwa keluarganya akan datang ke rumahku, dalam keadaan kaget, bingung dan tidak tahu harus berbuat apa, aku memberitahu Umi, yang kemudian menghubungi saudara-saudaraku untuk datang ke rumah hari itu juga, ternyata orang tuanya (P) benar-benar datang untuk melamar.

Sejujurnya waktu itu aku sendiri tidak tahu pasti, semua serba mendadak karena memang kami hanya berteman meskipun sudah kenal sejak lama, ditambah lagi saudara- saudaraku yang menyarankan aku untuk menerima lamaran (P), karena menurut mereka, sudah sepantasnya kalau perempuan di usiaku memiliki pasangan atau menikah, mau nunggu apa? itu kata mereka.

Akhirnya kami bertunangan, bisa juga di bilang kami tunangan dulu baru berpacaran. Sebenarnya dalam masa tunangan itu aku mulai tahu sifat dan karakter nya seperti apa, tapi aku masih berpikir bahwa mungkin sifat itu akan berubah pelan-pelan seiring kebersamaan kita, karena semua orang pasti ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Kami bertunangan sekitar satu tahun, sebelum akhirnya kami menikah. (P) yang saat itu sudah menjadi suamiku, bekerja di tempat yang lumayan jauh, sehingga mengharuskan dia hanya bisa pulang sekali dalam seminggu, sementara aku tinggal bersama Umi. 

Konflik-konflik mulai bermunculan setelah aku menikah, tapi aku tetap berusaha tegar karena ada Umi , yang ingin aku bahagiakan...


#Berlanjut ke part 4

Cerita berdasarkan sharing / interview dengan nara sumber

Ditulis dan dinarasikan oleh : Pena Novia







 





 














 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...