Langsung ke konten utama

THE SUPERVISION


LIVE SHOW TENTANG  SEORANG DOMESTIC WORKERS DAN KONDISI KERJA NYA .

Pada tgl 09--8-2019
HOME mendapat kan undangan khusus untuk menyaksikan sebuah pertunjukan live slive show .
yang mengisahkan tentang seorang pekerja dari indonesia /care giver ,yang harus menjaga orang tua / pensiunan yang memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri .dan tidak mau untuk tinggal bersama denga anak perempuannya serta keluarganya .

Adalah sosok ''yanti'' yang merupakan seorang pekerja dari indonesia yang menjaga seorang kakek dan harus mengurus segala keperluan nya .
Yang tentu saja itu tidak lah mudah karena dia di tuntut untuk mengikuti segala aturan yang di tentukan oleh anak dari kakek yang di jaganya .
meskipun mereka  tidak tinggal serumah .
sementara ''yanti'' yang harus merawat sang kakek dan setiap hari tinggal bersama .
Yanti juga yang setiap saat harus menghadapi yang ''ingin '' kemauan nya di turuti.
Di awal pekerjaan nya  ''yanti ''tentu saja merasa kebingungan antara mengikuti kemauan sang kakek , atau mengikuti aturan yang di buat oleh anak nya .

Ada saat di mana ''yanti'' tidak kuasa untuk menolak .ketika sang kakaek memaksanaya untuk membelikan makanan yang dia sukai .
tapi sebenarnya makan itu termasuk dalam list makanan yang tidak boleh di konsumsi .
Dan tiba tiba ketika anak dari si  kakek menemukan hal tersebut .
''yanti'' yang meras dalam keadaan terjepit terpaksa harus mencari alasan sekenanya untuk berbohong Karena dalam kondisi seperti itu ,tidaka akan ada cara lain untuk berargumentasi .
alasan apapun tidak akan bisa di terima .
dari sisi mamapun ''yant'' akan tetap menjadi pihak yang di salahkan .
In these situation ''yanti'' is being sandwiched beetween a father and doughter .

Namun bagi kami sebagai audience yang basic nya dari HOME volunteer . dan merasa berada dalam posisi yang di mainkan .
peran ''yanti '' seperti hanya sebagai pelengkap dalam kondisi tersebut .
meskipun salah seorang dari crew tersebut menyatakan bahwa '' yanti '' di gambarkan sebagai seorang ''hero'' dalam kisah tersebut .
''yanti '' mengahadapi segala konflik dengan sangat datar .
tekanan psichologis yang secara umum di alami oleh pekerja migran / stay in caregiver ,yang berada dalam situasi tersebut .
sangat kurang menjadi perhatian dan tidak di '' highligt''.
Ketika dia mengetahui bahwa camera cctv di install di hampir seluruh ruangan .
termasuk di kamar mandi dan kamar tidur /privacy..
''yanti'' berusaha menjelaskan dengan argumentasi tentang hal tersebut .
yang meskipun dia adalah seorang pekerja yang harus mengikuti aturan yang di buat oleh employer .
tapi dia juga seorang manusia yang punya hak untuk di hargai privacy nya .
tapi ''yanti'' tidak mampu menguatkan argumentasi nya untuk membuat employer menyadari bahwa hal tersebut ''melanggar'' privacy .
yang pada akhirnya employer tetaplah employer yang merasa bahwa mereka berhak membuat peraturan apapun di dalam rumahnya .
karena mereka lah yang membayar gaji arau upah untuk pekerja tersebut .

Namun di sisi lain .teryata kakek yang di jaga oleh ''yanti'' juga sangat marah dengan hal tersebut .
karena dia merasa dia tidak memiliki privacy lagi meskipun di rumahnya sendiri .
Tentu saja ada pesan pesan yang sangat kuat dari pertunjukan ini dan bisa di lihat dari berbagai sisi .
Ada seorang anak perempuan atau warga singapura yang di tuntut untuk berkarir sekaligus memiliki anak dan keluarga yang harus di jaga nya .
sementara dia juga harus mengurus ayahnya yang sudah pensiun tapi tidak mau tinggal serumah dengan nya .
yang sudah tentu meskipun dalam rumah tersebut dia sebagai employer
tapi dia juga seorang manusia yang mengalami banyak tekanan dalam lingkungka kerja dan juga tanggung jawab nya .
dan karakter itu terlihat sangat kuat dan di perankan sangat bagus sekali .

Namun bagi kami para pekerja .
Tidak seharusnya kami yang harus menjadi korban dalan dalam keadaan seperti itu .
Kami pekerja migran membayar sangat mahal untuk bisa mendapatkan pekerjaan di singapura sebagai domestic worker / caregiver .
kami juga melalu proses yang sangat ketat dan tidak mudah untuk bisa bekerja di luar negeri ..
di singapura ada kurang lebih 250 ribu pekerja migran di sektor domestic / rumah tangga .
1 dari 4 warga singapura berusia 65 tahun ke atas pada tahun 2030.
Jasa dari ''stay in '' caregiver atau pekerja domestic tentu akan terus di butuhkan .
meskipun presentasi nya tidak tahu pasti .
Sementara domestic workers atau pekerja rumah tangga masih belum masuk dalam employment act .
kami belum di akui secara untuh sebagai pekerja seperti pekrja di sektor lain nya .
Dan mendapatkan hak hak kami sebagaimana yang di dapatkan oleh pekerja di sektor lain nya .

Decent work for domestic workers are not there yet .
Kondisi kerja yang layak untuk domestic workers belum kita dapatkan secara menyeluruh .
Kita masih harus berjuang dan bernegosiasai sendiri dalam beberapa hal termasuk ;
gaji pokok
hari libur
ruang privacy
bahkan akses komunikasi

HOME akan terus mendorong di syah kan  nya ilo c 189 .
Agar domestic workers mendapat kan hak dan perlindungan yang kongkrit .
Dan dunia mengakui bahwa domestic worker adalah pekerja 

salam pmi 
penulis : NA 
















Komentar

  1. Semoga HOME akan berhasil memperjuangkan hak2 PMI .... selalu semangat utk yg nulisπŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seminar Perempuan KBRI Singapura

SEMINAR PEREMPUAN Perilaku Sehat, Wanita Tangguh. KBRI Singapura, minggu 29-09-2024 Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura mengadakan acara seminar bertema perempuan, yang diadakan di ruang Nusantara KBRI Singapura. Dr. Merisa Auditanya Taufik menjadi pembicara di acara tersebut, yang memberikan materi seminat tentang hal-hal yang tentang kesehatan perempuan. Dan  dihadiri oleh kurang lebih 200  pekerja migran Indonesia yang merupakan pekerja perempuan. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Nuri Widowati Suryo Pratomo sebagai ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Singapura. Yang kemudian dilanjutkan ke acara inti. Pemaparan materi diawali dengan point penting yaitu : Perempuan Adalah Sosok Penting Kehidupan.  1.Karena perempuan diberikan rahim untuk proses kelangsungan hidup manusia. 2.Perempuan dibekali naluri keibuan untuk meberikan cinta dan kehangatan. 3.Perempuan sebagai 'sekolah pertama' untuk anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan materi-materi yang tidak ...

PMI BERTAHAN DI LUAR NEGERI KARENA APA?

                                  Bertahun-Tahun Bertahan di Negara orang, Sampai Kapan? Bicara tentang PMI (Pekerja Migran Indonesia) memang selalu menarik, karena ada banyak cerita yang beragam dan mungkin hanya difahami oleh sesama PMI itu sendiri, dan mereka yang memiliki concern terhadapa permasalahan PMI. PMI berasal dari berbagai background kehidupan yang bermacam-macam. Namun pada dasarnya, kondisi ekonomi-lah yang menjadi alasan terbesar, yang membuat mereka harus meninggalkan Indonesia untuk bekerja di negara orang.Tidak semua orang bisa memahami PMI, baik dari latar belakang, kondisi kerja, juga kesehatan mental karena tekanan yang harus dialaminya. Di sini kita akan mengupas kondisi yang dialami PMI pada umumnya. Khususnya sektor pekerja rumah tangga. Pada tahap awal ketika PMI baru menginjakkan kaki di negara orang atau masuk ke tempat kerja, pasti mengalami yag nemanya "culture shock". Ya...

RENUNGAN SENJA KORBAN HUMAN TRAFICKING part-6

  TAK PERNAH KU SANGKA AKU AKAN MENGHABISKAN MASA TUAKU SENDIRIAN. Renungan senja seorang mantan PMI yang pernah bekerja di Malaysia. Dia yang pernah menjadi korban human traficking, dan hampir kehilangan nyawa di ujung senapan seorang mandor perkebunan kelapa sawit. Edisi sebelumnya ... Kami harus mendekam di tahanan karena di anggap melangar undang-undang imigrasi. Selain di anggap memalsukan data, kami juga bekerja secara ilegal tanpa ada dokumen resmi.  Yang sebenarnya kami adalah korban dari para sponsor atau calo yang memperjual belikan kami layaknya barang.  Ya. Kami adalah korban human traficking, kami adalah korban dari jaringan perdagangan orang. Setelah melewati waktu beberapa bulan kami di dalam tahanan akhirnya kami di keluarkan untuk kemudian di deportasi. Kami di bawa ke pelabuhan dan di seberangkan dengan perahu kecil dengan tangan terborgol satu sama lain. Entah bagaimana nasib kami andai saja ada kecelakaan atau perahu itu terbalik. Tapi begitulah kenyat...